Pages

Tuesday 22 September 2015

Cintaku Sekarat

Cintaku Sekarat
Cintaku Sekarat
aku bodoh
aku sekarat
aku kiamat
bahkan mungkin aku laknat

kupanggil angin untuk mengumpulkan emosi pada frekuensi tertinggi
aku ingin mencaci
mencaci diri
merusak warna pelangi

entah jadi apa nanti
petikan piano ini
ahh... aku tak kuasa menahan diri
perbendaharaan kataku hilang karena ulah ilusi

apa yang terjadi denganku?
sebenarnya aku mau apa?
seperti inikah sensasi kegilaan?
senikmat inikah rasanya ketidak warasan?

oohh tuhan....
aku mencintaimu
aku memujamu
jadikan aku kekasihmu

maafkan atas semua kekonyolan cinta ini
aku berkata kau ku rindui
tapi masih takut mati
menggigil karna kedukaanku sendiri

astaghfirullah...


Kendal 21/09/2015
 

No comments:

Post a Comment