Pages

Wednesday 29 April 2015

Sajak Patah Hati

Sajak Patah Hati
Murtakibudz Dzunub

~ Telah lahir kedunia, cinta hasil dari airmata; Airmatamu yang keluar kala itu. Dan aku, kini terdampar dilembah antah-barantah, kau berhasil membuat hatiku patah.

~ Kau ambil kembali nafas dari urat jemariku, sekarang dia mati. Terkubur sajak-sajak patah hati.

~ Hari ini, dan hari berikutnya tak ada lagi sapa hujan dibalik jendela saat semua air berwujud airmata.

~ Sesaat, aku seperti abadi. Sebelum kau mengucapkan kata ingin pergi.

~ Aku tahu, setelah dua kata itu -selamat dan tinggal- aku tak berhak lagi dengan waktumu.

~ Wahai jam yang berada didinding kamar, kenapa kau selalu menunjukkan pukul sembilan?; "karena kau biasa menunggunya saat jarumku tepat diangkanya."

~ Aku mencintaimu, itu bukan berarti saat kau sudah tidak mencintaiku aku harus membuang rasa itu.

~ Hingga pada ahirnya, aku tidak tahu tentang rasa patah hati. Bagiku sama, karena mencintaimu adalah rasa yang tidak bisa terganti. Akan selalu indah, bagi mereka yang berkata cinta tidaklah harus saling memiliki.

No comments:

Post a Comment